Percakapan ku dengan dinding kamar

Jadi, sampai dimana percakapan kita kemarin?
Oh, ya baiklah....

Aku bersandar pada dinding kamar, dingin. Entah akhir-akhir ini aku selalu berbicara dengan dinding kamar, sepertinya aku sudah mulai nyaman bercerita dengannya. Mungkin terdengar aneh, karena ia benda mati, tapi justru sifatnya yang mati itulah yang membuatku nyaman jika bercerita dengannya.

Jika kalian bertanya, apakah ada respon saat aku bercerita, tentu tidak. Tapi justru itu lah yang aku mau, dia diam sedangkan aku bercerita. Jika kalian bertanya, apakah dia memberiku saran, tidak. Tapi itu yang aku inginkan, karena aku tidak butuh saran hanya ingin di dengarkan.

Terkadang mereka yang hidup, tidak mengerti caranya mendengarkan.
Terkadang mereka yang hidup, tidak mencerna bagaimana seharusnya memberi respon.
Terkadang mereka yang hidup, tidak mengerti caranya mendengarkan, tidak mencerna, tapi selalu memberi saran:) Saran bagaimana yang akan diberikan? Kalau mereka tak mendengarkan apa yang diceritakan.

Dinding kamar, memang tidak mengerti apa yang aku ceritakan, makanya ia tidak merespon dan memberi saran. Dan itulah yang aku mau, ia tidak mengerti dan ia tetap diam, daripada mereka yang (tetap) tidak mengerti dan (sok) memberi saran.

      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Treatment "Fantastic Beauty" by Laseca

Im just little girl

a wishlist // sebuah tugas menulis kreatif