Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 26, 2014

Teman.

Memilih teman itu adalah perintah agama kita. “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan yang buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya atau engkau membelinya atau engkau hanya akan mencium harumnya. Sementara pandai besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium bau yang tidak sedap” (Bukhari dan Muslim). “Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa ia berteman.” (Tirmidzi, Ahmad, dan Abu Dawud) Jadi, kalimat seolah bijak yang bilang, jangan pilih2 teman, dsbgnya itu jelas paham yang amat berbeda. Itu sama muasalnya dgn kalimat seolah bijak tentang hak asasi, kebebasan, dsbgnya. Seolah bijak tapi banyak sekali prasyarat, pengecualian di dalamnya--termasuk hipokrasi. Silahkan mengenal orang dari berbagai bangsa, silahkan mengenal semua orang dari banyak tempat, dari banyak penjuru dunia. Tapi pilih teman kita. P