Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 17, 2015

Kamu diantara aku dan diam

Aku, Yang selalu menjadikanmu bahan pikiran di otakku setiap pagi dan malam Yang selalu membayangkan hari-hari indah jika aku bersamamu Yang selalu merasa nyaman bila berada disekitarmu Yang selalu ingin tersenyum bila mendengar namamu Yang selalu menyebutmu di dalam doa. Karena aku yang mencintaimu dalan diam. Karena aku yang menunggu waktu agar ia menjelaskan semuanya padamu... Nanti, suatu saat nanti. Atau bahkan sebentar lagi? Biarlah, biarkan waktu yang dibuat oleh Tuhan yang akan membawamu kepadaku. :) -K

To be honest

Apa aku salah jika aku lebih suka mengaplikasikan perasaanku ke dalam tulisan lalu menuliskannya menjadi sebuah kalimat, daripada mengaplikasikan rumus matematika ke dalam soal-soal, yang sudah sangat jelas hati dan otakku menolaknya mentah-mentah Apa aku salah jika aku lebih suka memahami kalimat-kalimat sastra yang terkadang aku tidak mengerti maknanya tapi bisa membuat hati dan wajahku tersenyum, daripada memahami rumus matematika yang random, terdapat angka dan juga huruf yang berdampingan. Membuat seluruh syaraf dibadanku enggan. Apa aku salah jika aku menolak matematika dan otakku menolak untuk mencernanya? Siapa yang salah, aku atau matematika? p.s : ini post paling jujur dari hati yang paling dalam. Halah. Terkadang matematika menjadi sangat baik, contohnya seperti statistika yang lebih mudah menghitungnya dibanding materi yg lain. Terkadang juga dan lebih sering matematika membuat otakku serasa mati. Ah Andai, ujian nasional/sbmptn/ujian mandiri, matematika tidak masuk